Amir Syarifuddin lahir pada tanggal 27 April 1907, Medan, Indonesia pernah menempati sejumlah posisi penting saat
Indonesia baru merdeka. Dia pernah menjadi Menteri Penerangan, Menteri
Pertahanan, bahkan Perdana Menteri Republik Indonesia. Tapi hasil
perjanjian Renville memutar nasib Amir 180 derajat.
Saat itu pada tanggal 17 Januari 194, Amir menjadi negosiator utama RI dalam perjanjian itu.Namun, ternyata waki-wakil delegasi Belanda adalah warga Indonesia yang pro-Belanda dan membela Belanda. Isi perjanjian Renville memang sangat tak menguntungkan RI. Belanda hanya mengakui Yogyakarta, Jawa Tengah dan Sumatera. Maka Amir dikecam kiri-kanan oleh banyak kalangan. Kabinetnya jatuh.Karena banyak yang tak menghargai perjuangannya dalam perundingan Renville ia kemudian bergabung dengan Muso dalam Negara Republik Soviet Indonesia di Madiun tanggal 19 September 1948.
Saat pemberontakan Madiun dihancurkan oleh TNI, Amir melarikan diri. Dia akhirnya ditangkap TNI di hutan kawasan Purwodadi. Tanggal 19 Desember 1948, bersamaan dengan Agresri Militer II, Amir ditembak mati bersama para pemberontak Madiun yang tertangkap. Eksekusi dilakukan dengan buru-buru.
Sebelum meninggal Amir menyanyikan lagu internationale, yang merupakan lagu komunis. Amir juga sempat menyanyikan lagu Indonesia Raya. Peluru seorang polisi militer mengakhiri hidupnya. Ia meninggal pada tanggal 19 Desember 1948, Surakarta, Indonesia
Saat itu pada tanggal 17 Januari 194, Amir menjadi negosiator utama RI dalam perjanjian itu.Namun, ternyata waki-wakil delegasi Belanda adalah warga Indonesia yang pro-Belanda dan membela Belanda. Isi perjanjian Renville memang sangat tak menguntungkan RI. Belanda hanya mengakui Yogyakarta, Jawa Tengah dan Sumatera. Maka Amir dikecam kiri-kanan oleh banyak kalangan. Kabinetnya jatuh.Karena banyak yang tak menghargai perjuangannya dalam perundingan Renville ia kemudian bergabung dengan Muso dalam Negara Republik Soviet Indonesia di Madiun tanggal 19 September 1948.
Saat pemberontakan Madiun dihancurkan oleh TNI, Amir melarikan diri. Dia akhirnya ditangkap TNI di hutan kawasan Purwodadi. Tanggal 19 Desember 1948, bersamaan dengan Agresri Militer II, Amir ditembak mati bersama para pemberontak Madiun yang tertangkap. Eksekusi dilakukan dengan buru-buru.
Sebelum meninggal Amir menyanyikan lagu internationale, yang merupakan lagu komunis. Amir juga sempat menyanyikan lagu Indonesia Raya. Peluru seorang polisi militer mengakhiri hidupnya. Ia meninggal pada tanggal 19 Desember 1948, Surakarta, Indonesia
Sungguh tragis bukan? seorang pahlawan yanng kemudian berkhianat kpd Bangsa karena oleh bangsa itu sendiri yang selalu mengecamnya. Seharusnya yg dikecam pada saat itu adalah delegasi Belanda yang notabene warga Indonesia yang membela Belanda. Tetapi itu hanya intuisi saya. Bagaimana denganmu?
Semoga bermanfaat







0 komentar:
Posting Komentar